Kamis, 14 Oktober 2010

TUGAS BHS.INDONESIA

(sebenernya aku dah pernah nulis ini d blog, tp dgn gaya bahasa bebas...nah demi tugas...aku mempostingnya dengan bahasa yg memenuhi standar..oke...cekidott..)

PERJUANGAN

Sejak awal, ibuku selalu menekankan bahwa, beliau hanya menyanggupi untuk menguliahkanku di Perguruan Tinggi Negri, dan harus UNY, juga harus masuk kelas reguler...yang biayanya sangat ringan ketimbang kelas non reguler. Saat membaca dan melihat peluang masuk UNY melalui SNMPTN membuat frustasi sebelum berjuang, apalagi aku sama sekali tidak mencoba UM-UGM, maupun tes masuk PTN lain.

Pasrah. Kata itu lebih tepat untuk menggambarkan situasiku pada saat itu. Untuk mendaftar ujian SNMPTN saat itu, ibu ku benar2 sedang tidak memiliki uang (maklum punya adik baru) untung aku masih memiliki tabungan uang 150ribu, yang akhirnya aku ikhlaskan untuk membayar uang pendaftaran. Lalu aku memilih prodi PGSD dan pilihan kedua adalah Pend. Seni Rupa. Entah setan apa yang “menyambetku” hingga aku memilih jurusan seni rupa.

Ternyata...ada tes keterampilannya juga! Nggak kaget juga sih...tapi yang membuat shock ketika diumumkan bahwa harus membayar uang (lagi) sebesar 150 ribu!!! Astaga...uang darimana??? Dan itu hanya diberi waktu sehari, karena besoknya adalah hari terakhir pembayaran. Saat aku sampaikan pada ibu tentang hal itu, respon yang sudah tidak perlu dibayangkan atau malah seharusnya tidak usah ditanyakan saja aku sudah tau jawabannya, “Ya ampun...uang darimana?”

Satu jam... dua jam...aku terus memutar otak mencari jalan keluar selain memutuskan tidak ikut dalam uji tes ketermapilan. Ah...ibuku memamg tidak bisa diandalkan saat itu.

Jrengg...jreng....alhamdulilah...aku ingat teman SMA ku masih punya hutang pembayaran lukisan yang dia pesan dariku saat masih SMA. Akhirnya...jadilah uang 150 ribu itu dalam empat jam!

Dengan semangat menggebu dan rahmat serta ijin dari Allah (halah berlebihan), aku berusaha keras untuk lolos dalam SNMPTN 2010. Sehari, seminggu, dua minggu, tiga minggu, dan akhirnya sebulan sudah aku menunggu hasil tes itu. Dengan terus berdoa dan diiringi detakan jantung yang tak beraturan, aku bergegas ke warnet dan membuka website pengumuman.....dan ternyata...malah diterima di Pend. Seni Rupa. Ya...sudah lah. Yang jelas tuntutan ibu untuk masuk PTN...terlaksana, UNY...juga terlaksana, masuk kelas reguler...juga terlaksana!

Banyak orang disekitarku yang memandang sebelah mata Seni Rupa, tapi menurutku orang yang berpandangan seperti itu adalah orang yang tidak memiliki nilai dan rasa seni. Orang yang tidak memiliki rasa dan nilai seni, berarti orang yang tidak memahami dirinya sendiri, karena menurutku...wujud dan pribadi seseorang juga merupakan sebuah seni. Dan Seni Rupa adalah pijakan awalku menggapai seni masa depan yang menyenangkan, menjadi guru yang seniman!

Dan itulah awal perjuangan yang harus aku lanjutkan tanpa memotongnya, atau memberi celah sedikitpun untuk memupuskan harapan dan mimpiku menjadi seorang guru!

Semangatt...